Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang
panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada
tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya
memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar
menyiapkan papan sasaran serta 100 buah anak panah.
Pesan Ibu
Suatu hari, tampak
seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak
pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue
menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya
mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Nilai Kehidupan
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan
rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya.
Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya
dengan baik.
Semangkuk Bakso
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu
pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat
yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak
sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah,
dan jengkel.
Keseimbangan Hidup
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang
tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering
mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang
cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong
dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya
kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi
dirinya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)